[Update : Every weekend] -Berlian bersinar bagai kebahagiaan dalam kompaknya sebuah pertemanan. Sinar itu semakin redup, hingga retak, karena kerenggangan mereka- Leora mengedarkan pandangan ke sekeliling lautan manusia ber baju putih biru yang tengah semangat membara akan beranjak remaja. Melangkahkan kaki menuju gedung yang kelak menghasilkan sebuah cerita dalam hidupnya. "Gue dah bilang kalau dia itu gak bener dari dulu!" tegas Gisa hingga urat di lehernya terlihat. Ia menghentakkan kaki dengan kasar. "Ya kan kita gak tahu kalau dia bakal bertingkah sejauh ini," jelas Leora seraya berkacak pinggang. Wajahnya tegang. "Kalian emang bego! Gampang banget di pengaruhin. Berhasil tuh cari muka sama kalian," ujar Gisa sambil menunjuk kedua temannya yang menurutnya sangat polos. "Gini ya, kita masih shock dia bisa selicik itu sama kita. Ada aja gitu loh idenya! Mulus, dan-" sela Zell lalu mendecih. "Siapa yang nyangka, dia baik banget sama kita Gis ...." Zell membuang napas kasar. "Gak bisa ya kita dapet circle yang waras?" Leora mendengus sambil mengerutkan kening. "Masa putih biru itu masih pada lugu." Apa iya ini seperti yang orang lain bilang? Pikiran manusia tidak ada yang tahu, layaknya orang bertopeng di dalam cerita ini. ⚠️ Based on true story 70% HAPPY READING ALL ꒰ˆമ ˕ മˆ꒱·˖
43 parts