Walau Khansa hidupnya menyimpan banyak tangis, ia tetap berusaha istiqomah dalam ketegaran. Suami yang diharapkan mampu menjadi sandaran saat dirinya membutuhkan, justru sebaliknya. Pratama, suami Khansa yang berusia seperempat abad lebih tua darinya, tidak lagi pernah menyentuhnya sejak malam pertama. Ada wanita lain yang selalu hadir dalam mimpi Pratama. Nien--yang merupakan putri tunggalnya saat masih bersama Hayun, menjadi mimpi buruk. Mimpi itu kemudian menjadi momok yang menakutkan. Setiap kali Pratama ingin memenuhi hak Khansa, mimpi buruk itu selalu datang. Khansa selalu dianggapnya sebagai Nien. Hingga akhirnya, Pratama tidak kuasa untuk menjamah tubuh istrinya sendiri. Penderitaan Khansa bertambah, ketika Jani yang merupakan satu-satunya keluarga yang dimilikinya meninggal karena terkena serangan jantung. Kejadian itu mengingatkannya pada sang ayah yang juga mengalami peristiwa sama. Meninggal terserang penyakit jantung.