"kita yang salah Aruna bukan cuma kamu" jawab pria berbadan tegap itu dengan mata lirih "bukan, tapi cinta kita" jawab perempuan dihadapan pria lirih itu, Aruna, matanya sembab dengan wajah yang memerah, perlahan dia membalikkan badan, meninggalkan Purnama yang masih memandang lemah. Aruna berjalan gontai, bagai raga yang tak bernyawa kini dirinya, kecewa "lagi" tanpa Aruna sadari Purnama berjalan mengikutinya di belakang.