Siapa yang tak kenal dengan seorang lelaki tampan, yang memiliki seribu kecerdasan dalam strategi perusahaan. Seorang CEO muda, yang di idam-idamkan para kaum hawa. Muhammad Akbar Al-Ghifari, lelaki tampan dan rupawan yang miliki sikap bijak, dan ramah. Akan tetapi, dibalik sikap yang ia perlihatkan di depan banyak orang berbanding dengan kenyataannya. Bermain Wanita dan menjauhi Agama, adalah hal biasa menurut seorang Muhammad Akbar Al-Ghifari. Tanpa disangka, dirinya dipertemukan dengan seorang wanita berhijab yang memiliki paras dan hati nan cantik jelita. Mulai dari pertemuannya itu, tanpa disadari cinta tumbuh begitu saja, di hati seorang Akbar. Dan mulai saat itu pula, dirinya kian penasaran dengan sosok gadis berhijab yang berani mencuri hatinya tanpa sengaja.
-•●•- -•●•- -•●•-
Adinda Zahwa Pramudya, gadis berhijab, yang memiliki paras cantik nan anggun, serta menjunjung tinggi sebuah agama. Bagi Adinda, melaksanakan apa yang menjadi kewajiban seorang muslim adalah hal utama baginya. Tak pernah terbayangkan jika dirinya jauh dari sang maha kuasa. Adinda, seorang Pendakwah muda sekaligus Psikolog yang banyak di kenal oleh masyarakat. Banyak sekali Komunitas yang ia buat, untuk sarana dakwah. Namun, seketika berubah begitu saja. Ketika, seorang lelaki yang ia anggap bukan makhromnya, hadir dalam kehidupannya.
Akan kah Akbar berubah menjadi lebih baik? Atau malah sebaliknya? Dan apakah cinta yang tumbuh diantara Akbar dan Adinda kian bersemi?
ikutin terus kelanjutan cerita ini
Saya sebagai authore mengucapkan "MARHABAN YAA RAMADHAN 1442 H"
Cover by. Pinterest (by. nisa.anh)collab with me
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens.
"Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gue, rotinya yang enak banget atau emang gara - gara dari orang special?" Mahes bertanya sambil menatap tepat pada mata Aira.
"Eh.. Tuan mau?" Aira mengerjapkan matanya.
"Mau, gue mau semuanya!" Mahes merebut bungkusan roti yang masih berisi banyak, kemudian langsung membawanya pergi. Aira reflek mengejar Mahes.
"Tuan kok dibawa semua? Aira kan baru makan sedikit," Aira menatap Mahes dengan raut memelas.
"Mulai perhitungan ya lo sekarang sama gue."
"Enggak kok, tapi kan rotinya enak, Aira masih mau lagi," Aira berkata dengan takut-takut.
"Ga boleh!" Mahes langsung melangkahkan kakinya ke arah tangga menuju kamarnya. Aira langsung cemberut menatap punggung Mahes yang mulai jauh.
Cerita dengan konflik ringan