Namaku Radya Alluna, cewek biasa yang nggk ada istimewanya kecuali kesayangan ayah bunda. Usia tujuh belas tahun, bentar lagi aku lulus SMU dan bercita-cita untuk meneruskan studiku ke luar kota. Iya, hanya luar kota bukan luar negeri tapi ada satu orang yang udah baper duluan padahal baru cita-cita. Dia sangat keberatan jika aku pergi jauh dari dia. Siapa dia? Namanya Elang, tetangga depan rumah yang sudah bersahabat denganku sejak kecil tapi setahun lalu berubah status jadi pacar. Dia cowok paling hits di kompleks tempat aku tinggal, berstatus mahasiswa teknik di kampus dekat komplek kami, juga sebagai atlet bola volley yang sudah mewakili tingkat propinsi dan bentar lagi masuk seleksi timnas. Meski ngaku sebagai pacarnya aku tapi sifat playboynya nggak bisa ilang, masih melekat dan terpatri serta mendarah daging dalam jiwanya. Atlet volly, tentu tinggi badannya di atas rata-rata pria Indonesia, ganteng dan tajir pula. Tentulah dia dikelilingi para wanita dari yang body aduhai hingga cewek biasa aja kayak aku ini. Inilah cerita kami yang nampak biasa aja. Tapi mungkin akan sedikit berbeda karena kami memeluk keyakinan yang berbeda. Cara menyembah Tuhan kami berbeda. "Luna, jangan marah sih? Ingat apa moto hidup Elang?" "Iya." "Coba apa?" "Kemana pun Elang terbang, tapi cuma Alluna tempat dia pulang."