Alnilam Mara Birowo, nama yang begitu indah karena sama dengan nama bintang biru besar di rasi Orion. Setidaknya itulah pendapat orang tuanya, tapi mereka lupa kalau bintang Alnilam hanyalah bintang kesekian puluh yang tercerah di langit malam. Hidupnya menyedihkan walaupun kata orang dia manusia paling beruntung. Dalam hidupnya seolah tidak ada hari esok, bayangan kematian telah mengakar di hidupnya. Gadis penyakitan yang tidak mau dikasihani, sembunyi dalam topeng keangkuhan. Sampai saat itu tiba, atas nama kesopanan, tata krama, dan etika. Ayahnya memindahkannya ke sekolah negri yang sangat jauh dari standar hidupnya selama ini. Alnilam pikir inilah saatnya dirinya menjadi bintang paling bersinar di langit malam, bukan ke tiga puluh, tapi yang pertama. Tanpa Nilam sadari bahwa bintang tidak hanya ada di langit malam, di siang haripun, bintang itu ada, hanya saja mereka tidak egois untuk saling menampakan diri.