Aku kira aku akan berakhir dengan nama belakangmu, duduk di teras rumah waktu pagi dan sore, memperhatikan anak-anak kita tumbuh besar dan kita menua bersama. Aku ingin kamu merasakan teh buatanku karena kopiku tidak baik untukmu. Aku ingin berada disampingmu saat pagi masih dingin dan sejuk, lalu engkau aku peluk. Namun sayangnya semuanya berubah, jangankan nama belakangmu, namamu bahkan tidak pernah lagi menghiasi notifikasi ponsel ku. Tapi jikalau kamu membaca tulisan ini, tolong ingat seperti inilah perasaan ku terlukis, bagaimana aku berterima kasih padamu karena datang dan pergi. Aku harap kamu bahagia. Dariku. Perempuan yang tidak kau beri ucapan selamat tinggal.