4 parts Ongoing 8 tahun ku lewati tanpa hadirnya dia di sampingku. Sepi, rindu.
Rindu dengan sajak kata-katanya, rindu juga akan suara pemiliknya. Langit, aku rindu...
Mengingat kembali pertemuan pertama kami, pertemuan yang entah mengapa masih terpatri jelas di dalam ingatanku. Saat itu, aku terjebak di halte karena hujan yang tak kunjung reda. Sembari menunggu bus datang, aku menjulurkan tanganku ke arah tetesan hujan, menikmati setiap tetes yang jatuh dengan perlahan.
"Kadang, cinta itu seperti hujan yang turun perlahan. Tak terlihat, tapi setiap tetesnya meninggalkan jejak di hati."
Aku menoleh ke samping kanan, dan di sana, ia duduk. Langit. Duduk dengan tenang, tatapannya kosong namun penuh makna.
"Mengapa tiba-tiba berkata begitu?"
"Aku juga nggak tahu," jawabnya, sedikit tersenyum. "Tapi setiap kali mataku bertemu denganmu, dunia seakan berhenti sejenak. Seolah langit dan bumi tahu, bahwa aku sedang jatuh cinta."
Aku terdiam mendengar perkataannya, dan hujan pun turun semakin deras, seolah menyetujui kata-katanya.