Aliana masuk ke dalam got, merayap hingga bawah jembatan. Lalu berjongkok sambil membekap mulut agar suara tangisnya tak terdengar tiga lelaki yang baru saja mengejarnya. Tak dipedulikan lagi baju kotor dan bau busuk yang sangat pekat. Tikus dan kecoak yang beberapa saat lalu berpesata langsung berhamburan, masuk dalam lubang-lubang sempit. Menyelamatkan diri dari bahaya. Aliana berdoa, seandainya punya kempuan mengubah diri, ia ingin sekali jadi kecil dan ikut masuk dalam lubang-lubang kecil itu. Gelap memang, tapi ia yakin di sana adalah tempat persembunyian yang aman. Air matanya semakin mengalir deras saat orang-orang itu berdiri di atasnya. Kata-kata maaf untuk sang ayah telah disampaikan lewat angin yang berembus pelan, walau ia sadar pesan itu tak akan pernah tersampaikan. Penyesalannya kian bertambah saat menolak ajakan Cika untuk mengantar. Andai tadi diantar, pasti sudah sampai rumah. Andai berjalan lebih cepat, andai, andai ... dan andai ....All Rights Reserved