Ku pikir senja itu akan terus memberikan senyum bagi setiap orang yang melihatnya. Nyatanya itu berbeda dengan diriku, justru aku menatap benci karena senja hanya akan menampakkan keindahannya sesaat lalu pergi dan setelahnya diganti dengan kelamnya langit malam. Aku mendesah pelan kala pikiran ku memutar kembali memori dimana aku dan dia pernah menjadi kita, "Rafli, liat deh masa bentuk awan nya kayak roti bulat yang suka ada di stasiun kereta" perkataan dia terngiang di kepala ku, masih mengingat dengan jelas bagaimana antusias nya dia membahas mengenai awan yang katanya mirip dengan roti yang biasa kita panggil dengan nama roti bulat yang selalu kita beli di stasiun kereta, terdengar konyol memang. "Rafli, kok kamu diem aja?" Aku masih ingat betul wajah lucunya yang terheran-heran dengan aku yang masih diam menikmati keindahan wajah rupawan nya "Gapapa. Kamu lucu, kayak roti bulat" Aku menutup mataku lelah. Aku masih berharap adanya keajaiban agar aku dapat mengulang kembali masa-masa seperti 3 tahun yang lalu. Dan hingga kini pula aku masih mengharapkan kehadiran seorang gadis bernama Listiani Sanjaya, biarlah angin ini menyampaikan betapa aku begitu merindukan dirinya. - dari Rafli, si sadboy akut yang gagal move on
3 parts