"Hai, apa kabar, Li? Maaf aku datang terlambat."
"Hmm..., baik."
"Kamu gak berubah ya..."
"Memang nggak ada yang berubah," jawab Ali singkat.
Prilly memperhatikan sekilas raut wajah lawan bicaranya sambil membetulkan posisi duduk. Rok selutut bermotif polkadot hitam putih yang dikenakannya tertekuk rapi di antara kursi kayu bercat cokelat mengkilap. Prilly menyapu pemandangan sekitar sambil sesekali menggeser ekor matanya ke arah Ali yang sedang sibuk dengan handphone-nya.
"Kamu udah mesen makanan atau minuman?" tanya Prilly dengan nada hati-hati.
"Nggak, aku di sini nggak bisa lama-lama, Prill," ucap Ali yang masih berkutat dengan iPhone 5 miliknya.
"Yaudah aku pesen minum dulu, kamu mau pesan apa, Li?"
"Nggak usah, aku kan udah bilang nggak bisa lama-lama di sini," jawab Ali ketus dengan pandangan tajam.
Prilly tampak kesal dengan jawaban Ali barusan. Sebenarnya dia ingin bertemu Ali untuk meminta maaf atas kejadian beberapa tahun silam.