Kami saling mencintai, namun perbedaan status sosial seolah menolak kami untuk bersatu. Aku anak dari rakyat jelata sedangkan dia dari petinggi kota, jelas saja ditentang habis habisan.
"Percaya sama aku, ini satu-satunya cara supaya kita bisa nikah" ucapnya meyakinkanku
Ah, persetan dengan dosa, rasa cinta kami seolah mengalahkan segalanya. Dan benar saja, setelah itu kami dinikahkan.
Namun ternyata semua belum berakhir, ini adalah awal dari segalanya. Ibu mertuaku, ibu pejabat yang agung dan bermartabat namun begitu licik di depanku. Diam-diam dia tengah membawakan madu untukku. Yang tentunya lebih baik segalanya daripada aku.
Apakah suamiku akan menuruti kemauan sang ibu? Atau tetap memilihku?