"Karena kamu bukan aku, dan aku... ngga seberuntung kamu." Obsesi yang tinggi membuat sepasang saudara kembar selalu di liputi masalah. Tentang ego yang saling menguasai. Layaknya sepasang sepatu yang dikenakan pemiliknya. Berjalan, berlari. Sepatu itu tak akan pernah sejajar, selalu ada yang di depan dan di belakang. Kecuali--sepatu itu berhenti, berhenti untuk melangkah. Maka mereka akan sejajar. Begitu juga yang dialami oleh 'mereka'. Tapi, jikalau ego sudah menguasai, apakah masih bisa dihentikan? Dan juga, sepatu bukannya ada yang ingin paling depan sekalipun mereka sudah berhenti melangkah? Semua tergantung pemilik sepatu, ingin sejajar atau--ada yang paling depan. Tapi dikisah ini semua tergantung hati. Lantas semua harus bagaimana, ketika ego lagi-lagi menguasai? Dan Hati lagi-lagi goyah dalam mengambil keputusan? --- Apa yang kamu lihat belum tentu kenyataan. Apa yang kamu dengar belum tentu kebenaran. Di dunia ini tak ada satu pun manusia yang dapat kamu percayai, kecuali diri kamu sendiri. -Clara Diasa Flakaliera. Dunia itu adil. Keadilan di buat bukan dicari. Jika mencari tak kunjung membuahkan hasil, lebih baik kita membuat. Membuat keadilan yang seolah-olah selalu berpihak ke kita, ke diri kita masing-masing. -Clana Diafa Flakaliera. Start : 04 MEI 2023