Story cover for Takdir||by DuniaRzy. by DuniaRizky
Takdir||by DuniaRzy.
  • WpView
    Reads 11
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 11
  • WpVote
    Votes 3
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Apr 23, 2021
'takdir itu lucu ya...'

...kita dipertemukan oleh takdir dan dipisahkan oleh takdir...
aku merasa sedih dan takdir mempertemukan aku dangan dirimu, kamu seperti obat bagi diriku tetapi kenapa ketika aku bahagia akan kehadiran dirimu takdir mengambil nya kembali? apa ini adil untuk ditiku? 

dan takdir menghadirkan orang baru dalam hidupku sebagai obat dari luka yang dia(takdir) berikan. tetapi dia seperti duri pada batang mawar. melukaiku dan juga membuat ukiran senyum diwajahku. 

apa ini palsu atau mimpi? aku adalah boneka bagi takdir yang bisa dimainkan sesukanya. membuat memori masa lalu terkuak dan membuat luka lama kembali. 
...aku SENJA SLIVIOUS PUTRI adalah boneka takdir...

'aku sadar takdir hanya menjadikanku sebagai peran pengganti ketika peran utama pergi..'
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Takdir||by DuniaRzy. to your library and receive updates
or
#28terimakasih
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 9
ANTARA DOA DAN RASA cover
Colors : Amara dan Clarisa (season 2)  cover
Takdir Cinta Nadia [SELESAI] cover
REGROUP (MOMMY) cover
HIRAETH ARFA cover
Takdir cinta berawal masjid ( TAMAT ) cover
The Day After cover
AKHIR SEBUAH PENANTIAN cover
My Destiny cover

ANTARA DOA DAN RASA

12 parts Ongoing

Setelah patah hati yang mengajarkan luka lebih dalam dari sekadar kehilangan, Lili bersumpah tak ingin jatuh lagi. Tapi takdir mempertemukannya dengan lelaki sederhana yang hadir tanpa janji manis tapi penuh makna. lelaki itu berbeda. Bukan hanya caranya mencintai, tapi juga arah doanya. Semakin dekat mereka, semakin jauh kenyataan membawa. Di antara senyuman dan air mata, mereka menyadari: cinta bisa tumbuh di mana saja, tapi tak selalu bisa tinggal. Ini adalah cerita tentang dua hati yang saling menemukan, tapi tak bisa memiliki. Bukan karena tak cinta tapi karena mereka terlalu percaya. Apakah rasa bisa tetap tumbuh meski arah tak sejalan? Atau justru mereka harus memilih, antara cinta yang hangat... atau keyakinan yang tak bisa dikompromi?