Edna terbiasa tertekan dan ditekan. Baginya, segala sesuatu harus sudah direncanakan. Kalaupun gagal, hal tersebut tidak akan melenceng jauh. Awalnya begitu. Kemudian Edna bertanya-tanya. Selama ini, yang ia rencanakan-pada akhirnya untuk apa? Apa ia benar-benar menginginkannya? Atau itu semua hanyalah ambisi karena tekanan semata? Kepalanya tiba-tiba terasa penuh, kosong, berisik, dalam waktu yang sama. Setelah itu Edna sadar. Ada yang salah dengan dirinya-entah apa. Ia memutuskan untuk mencari arah yang tepat-untuk menuju 'tangga utara'. [content warning] : dealing with anxiety, mental illness, harsh words, death, murder, etc. © byedamage
10 parts