Doll [Tamat] (Dalam Tahap Revisi)
  • Reads 3,620
  • Votes 1,081
  • Parts 37
  • Reads 3,620
  • Votes 1,081
  • Parts 37
Complete, First published Apr 25, 2021
Hei, aku kesepian di sini.
Sendirian di rumah yang besar bukan hal yang menyenangkan.
Tapi karena sekarang kau di sini...
Maukah kau bermain bersamaku?
  
                                                              ~~~~~~~~~~~
  
  Lita, Ara dan El memutuskan untuk mengikuti uji coba game yang akan diluncurkan akhir tahun nanti. Memenangkannya mudah saja, kabur dari rumah terkutuk yang dihuni dua orang gila dan satu gadis kecil manis bergaun merah.
  
  Memang permainan yang menyeramkan, tapi seharusnya juga menyenangkan.
  
  Seharusnya... 
  
  Menyenangkan...


Author's Note:
!! Cerita ini belum di revisi, jadi mohon maaf kalau banyak kesalahan penulisan. Semoga mata kalian enggak sakit-sakit amat pas baca T-T !!
  
  
  ||Highest Rank||
  1 in VR
  3 in Lari
  10 in Novelindonesia
  3 in Permainan
  1 in Ceritathriller
  1 in Thrillerindonesia
  2 in MWMNPC2021
  2 in Tag
  
  
  
  
  
  
  
  2022 by NHA
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Doll [Tamat] (Dalam Tahap Revisi) to your library and receive updates
or
#124vr
Content Guidelines
You may also like
BUCIN MAS ARSITEK  by niken_arum
142 parts Complete
Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bahwa jodohnya kelak adalah seorang gadis pendiam yang santun dan tidak suka neko-neko. Banyu Biru belum melakukan kodratnya sebagai makhluk bergender pria, yaitu memilih. Kepercayaan dirinya pada keyakinan tentang jodoh adalah cerminan diri, membuatnya belum menjatuhkan pilihan di usianya yang ke 28 tahun. Banyu belum menemukan gadis sesuai dengan apa yang dia yakini. Ditambah lagi, jejak masa lalunya yang pernah merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang dirasanya adalah tipenya, membuatnya anteng saja di usianya yang sudah matang. Pun ketika insiden sebuah mobil tertimpa pohon tumbang di kafe di depan kantor Dinas Tata Kota, membawanya berurusan dengan gadis bernama Dian Agni Pangestika, sang pemilik mobil. Agni yang cantik itu justru membuat Banyu terkaget-kaget karena gadis itu begitu blak-blakan dan seperti tidak berniat pelan-pelan saat membuat laporan ke kantornya. Kata Banyu, dari gaya bicaranya, Agni itu berandalan. Gadis 22 tahun itu bahkan secara terang-terangan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan melucutinya tanpa malu. "Mas jodoh, tolong urusan ganti rugi ini dipercepat nggih? Saya harus pergi sekarang." Kata-kata Agni itu seketika membuat Banyu Biru membuat benteng setinggi langit dan sepanjang garis cakrawala di depan Agni. Banyu Biru dan Dian Agni dari kacamata kalian.
You may also like
Slide 1 of 10
BUCIN MAS ARSITEK  cover
Blitheful Balloons cover
Dream Walker [END] cover
Mencuri Telur Emas di Kaki Bukit Naga cover
The Billionaire Prison cover
Behind The Wall (Behind The Wall Trilogy #1) cover
KATASTROFE cover
Mr. I Project: Devil Must Die cover
TIRA: Perkara Pertama cover
The Antagonist ✅ cover

BUCIN MAS ARSITEK

142 parts Complete

Ketika seorang arsitek muda, tampan, mapan, dan dingin bernama Banyu Biru menyakini bahwa jodoh adalah cerminan diri, maka dia cukup percaya diri bahwa jodohnya kelak adalah seorang gadis pendiam yang santun dan tidak suka neko-neko. Banyu Biru belum melakukan kodratnya sebagai makhluk bergender pria, yaitu memilih. Kepercayaan dirinya pada keyakinan tentang jodoh adalah cerminan diri, membuatnya belum menjatuhkan pilihan di usianya yang ke 28 tahun. Banyu belum menemukan gadis sesuai dengan apa yang dia yakini. Ditambah lagi, jejak masa lalunya yang pernah merasa jatuh cinta pada seorang gadis yang dirasanya adalah tipenya, membuatnya anteng saja di usianya yang sudah matang. Pun ketika insiden sebuah mobil tertimpa pohon tumbang di kafe di depan kantor Dinas Tata Kota, membawanya berurusan dengan gadis bernama Dian Agni Pangestika, sang pemilik mobil. Agni yang cantik itu justru membuat Banyu terkaget-kaget karena gadis itu begitu blak-blakan dan seperti tidak berniat pelan-pelan saat membuat laporan ke kantornya. Kata Banyu, dari gaya bicaranya, Agni itu berandalan. Gadis 22 tahun itu bahkan secara terang-terangan menatapnya dari ujung kaki hingga ujung kepala seakan melucutinya tanpa malu. "Mas jodoh, tolong urusan ganti rugi ini dipercepat nggih? Saya harus pergi sekarang." Kata-kata Agni itu seketika membuat Banyu Biru membuat benteng setinggi langit dan sepanjang garis cakrawala di depan Agni. Banyu Biru dan Dian Agni dari kacamata kalian.