"Dia bukan anak gue Ra, Gue mau Lo gugurin anak itu!"
"Lama-lama Lo jadi orang pembawa sial ya Ra di hidup gue, udah deh gausah sok jadi korban disini, gue udah tau semua kebusukan Lo di belakang gue, Lo itu pengkhianat Ra"
"Lo gak akan pernah dapatin tempat spesial di hati & hidup gue lagi, jadi gausah kebanyakan minta maaf, maaf Lo itu udah basi. Karna gue, udah terlanjur kecewa sama lo"
"dulu emang Lo yang ada di hati gue, tapi sorry Ra, Kiara udah geser posisi Lo di hati gue. Emang bener dulu gue cuman manfaatin Kiara buat bales dendam, tapi sekarang udah beda, Kiara udah ambil semua hati gue. Lo udah gak ada lagi disini. Dan saat ini adalah saat yang tepat buat kasih Kiara kepastian, gue sebagai suami minta izin baik-baik ke istri tukang SE-LING-KUH gue buat nikahin Kiara".
Sekumpulan kalimat menyakitkan itu masih selalu teringat di hati dan pikiran Meira,wanita itu bingung harus dengan cara apalagi agar ia bisa membenci dan melupakan laki-laki yang berstatus sebagai suaminya itu, semua kalimat menusuk itu seakan belum cukup untuk membuahkan hasil agar ia bisa dengan cepat membenci sekaligus melupakan sosok Farrelio
Anggara Aldevano.
Ini tentang kehidupan Meira yang tak luput dari berbagai macam cobaan hidup, tak hanya masalah rumah tangganya saja yang saat ini sedang ia hadapi.
Berbagai masalah terus datang untuk menghampiri Meira yang semakin hancur dan rapuh secara bantin dan fisik di setiap harinya.
Sebenarnya...
Meira Muak
Meira Ingin Semuanya Berakhir.
Tetapi ia harus bersabar atas masalah yang bertubi-tubi menimpanya.
Akankah Meira sanggup untuk menghadapi ini sendiri?
Ataukan Meira akan menyerah seiring berjalannya waktu?