Perlahan, kepalanya mendongak ke samping. Betapa terkejutnya dia melihat wajah laki-laki yang persis di hadapan nya. Dia akui laki-laki itu sangat tampan. Tapi dia hampir tidak bisa bernapas. Lalu ia menarik tubuh nya menjauh, dan berlagak seperti orang yang tidak tahu apa-apa.
"Sorry," ucap nya, ketika melihat perempuan itu seperti tidak nyaman. Dia melirik ke name-tag di seragam nya. Hanya terlihat satu nama dan kelas nya. Karena nama panjang itu lenyap oleh kerudung yang menutupi kepanjangan nya. "Raisa," gumamnya. "Nama Lo Raisa? Anak kelas IX-1?"
Ica akhirnya menoleh, mengangguk kecil. Sudah tahu kalau laki-laki itu melihat name-tag nya.
"Lo telat?" Lagi-lagi Ica mengangguk. "Mau masuk ke sekolah, gak?"
"Hah?" Ica tersentak. Berusaha mencerna kata-kata yang ia dengar barusan. Ica sempat melirik seragam nya, tetapi tidak ada name-tag di sana.
"Iya, mau masuk ke sekolah gak?" Tanya nya lagi.
Ica ragu-ragu untuk menjawab. Tentu saja ia ingin sekali masuk. Tapi..
"Yaudah, kalo gak mau gua tinggal."
"Tunggu," Baru selangkah cowok itu berjalan, Ica sudah memanggil nya. Dia membalikkan badannya.
*****
Ini kisah seorang Raisa Cahya Razali yang bertemu dengan Farel Andrian saat terlambat sekolah di masa putih biru.
Ica sangat jenuh dengan sikap Farel yang nyebelin nya menjadi-jadi.
Tetapi, makin lama wajah dan sifat nya seperti familiar. Akhirnya, ia menyelidiki berbagai macam cara.
Akankah Ica mendapat jawaban nya?
Ig : Mirsyamldnti_17