Story cover for Say:Yang|| Yangyang by XxPrincessel__
Say:Yang|| Yangyang
  • WpView
    Reads 1
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
  • WpView
    Reads 1
  • WpVote
    Votes 0
  • WpPart
    Parts 1
Ongoing, First published Apr 28, 2021
"Gua ngajak lu ke sini ya buat makan, Say. Bukannya ngeliat orang makan!"

"Lo pesen makanan segini banyaknya siapa yang mau makan, sih? Ntar kalo gue gendutan terus jadi bulet gimana coba?"

"Lah, bulan juga bulet, tapi dia tetep cantik, kan? Karna dia punya sinarnya sendiri, lo juga bisa tetep cantik kalopun lu bulet, asal lo percaya diri aja."

"Masalahnya gue ini bukan bulan, Yang!"

"Oh, iya, lo kan bola, ditendang ke sana- ke mari. Hahaha."

"Anj banget!"


....

Friendzone atau friendshit? Ah, entahlah ... Dua insan ini juga tidak tau menau tentang itu, mereka saling tidak memiliki rasa atau hanya menyembunyikan rasa, hanya mereka yang tau.



Ig: @Melaansftr
All Rights Reserved
Table of contents
Sign up to add Say:Yang|| Yangyang to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓ cover
NO NEED TO BE SOMEONE ELSE || MARKHYUCK (GS) cover
Your Daddy Or You?🤔 cover
Be Brave🔞(End) cover
Lolypop Boy🍭 ||Winwin (HIATUS Bentar) cover
friendzone with benefits [END] cover
TEMAN TAPI NGAREP cover
Na & Liu cover
About J  cover
Naughty boy (TAHAP REVISI) cover

Air Mata Di Pintu November (TERBIT) ✓

15 parts Complete

Novel bisa dibeli di Shopee Jaehana_Store BAGIAN KEDUA SAPTA HARSA VERSI NOVEL || KLANDESTIN UNIVERSE "Kenapa lo jahat sama gue! Kenapa kemarin lo pergi? Kenapa? Kenapa lo ninggalin gue? Kenapa lo tega, Jen?" Haikal tak bisa lagi menahan kesedihan yang telah menumpuk di dalam dirinya. Jendral hanya tertawa kecil. "Lo ngomong apasih, Kal? Gue nggak pergi ke mana-mana, kita kan selalu sama-sama. Gue mana pernah ninggalin lo. Ayo ikut, gabung sama yang lain." Ia menarik tangan Haikal, mengajaknya berlari menuju sisi lain dari air mancur itu. Di sana, semua anggota Klandestin berkumpul. Beberapa duduk di atas ayunan yang berderit pelan, ayunan tersebut dihiasi dengan lampu-lampu kecil yang mengelilinginya. "Bang Haikal! Kenapa telat? Kita nungguin loh!" seru Cakra. "Kal, sini, ada mainan yang cocok buat lo," tambah Reihan. Namun, Haikal menggeleng. Ia justru menggenggam erat tangan Jendral di sampingnya. "Kenapa, Mbul? Main sana," Jendral menatapnya dengan heran. Haikal menggeleng lagi, kali ini dengan lebih kuat. "Gue takut," bisiknya, suaranya hampir tak terdengar. "Takut?" Jendral tertawa, seolah-olah hal itu adalah lelucon. "Seorang Haikal takut?" Haikal mengangguk, menahan diri untuk tidak menangis. "Gue takut kalo genggaman tangan gue lepas, lo bakalan pergi."