Malam itu tiba, malam yang tidak pernah ditunggu-tunggu oleh keduanya. Akankah ada sebuah kata pisah? Atau malah harap tersebut akan kian nyata? Entahlah, sepertinya masih begitu rumit untuk diputuskan. "Semoga kita dapat bertemu kembali di titik yang lebih baik lagi, Nora!" Ucapnya melangkah ke titik awal ia datang. Nora diam, jujur hatinya begitu amat sangat hancur sekarang. Bagaimana bisa waktu yang ia idam-idamkan malah menjadi waktu perpisahan untuk mereka. "Kamu baru saja mengucapkan kata perpisahan?" Tanyanya dengan bulir air mata yang hendak mengalir deras. Hussein tersenyum dan kembali mendekat ke arah Nora. Entah apa yang membuat gadis kecil tersebut beranggapan begitu. "Tidak, aku tetap di sini, begitupula hubungan kita. Belum ada kata berakhir, Nora!" Tegasnya mengusap pelan air mata Nora. "Lantas tadi apa?" Lagi-lagi, pertanyaan itu keluar begitu saja dari mulut Nora. "Harapan," jawabnya yang kembali tersenyum ke arah Nora. Benarkah itu hanya sebuah harapan? Bagaimana jika perpisahan untuk mereka adalah nyata adanya?