[Book 2]
Setelah tiba di rumah Kakeknya di Jepang, Seojun langsung disuguhkan peraturan-peraturan yang harus ia jalani di rumah ini. Bukannya disuruh istirahat malah disuruh dengar omelan Om-nya yang panjang.
Kakek dan Om-nya sudah tahu soal kenapa Ayah meminta mereka merawat Seojun. Jelas, Kakek dan Om-nya marah, bisa habis nanti Si Suho kalo dua setan beda umur ini ketemu sama dia.
Ah... soal isi flashdisk itu, Seojun pengin buru-buru buka, tapi ceramahan Om-nya belum beres.
"Kamu di sini gak bisa nakal, ada Om yang ngawasin, inget! Mata Om di mana-mana, kalo kamu nakal bakalan Om cubit."
Seojun bergidig. Cubitan Si Om bukan hanya sekedar cubit, tapi lebih dari itu. Seojun ngeri. Enggak bakal deh dia bandel di sini.
Selesai 30 menit dengan obrolan juga kangen-kangenan Kakek dan Om Seojun. Dia akhirnya bisa masuk ke kamar buat istirahat. Tapi bukannya istirahat Seojun malah membuka laptopnya untuk mencari tahu isi flashdisk itu. Bagaimanapun, sejak naik pesawat tadi, penasaran akan isinya, itu yang ada di otak Seojun.
Tampilan flashdisk itu saat dibuka di laptop hanya menampilkan dua file. Satu berbentuk video dan yang satunya berupa rekaman suara. Karena di file rekaman suara dinamai 'buka dulu yang ini' akhirnya Seojun membuka file itu.
"Hai... Lee Seojun, hehe."
"Cih! Dasar!" Seojun enggak bisa enggak buat tersenyum.
"Lewat ini, semoga semuanya bisa tersampaikan, harusnya gue ngomong langsung, tapi waktunya udah gak ada lagi."
"Jun... lo harus tahu, gue sayang sama lo lebih dari yang lo tahu, lebih dari yang author tahu, dan lebih dari yang pembaca tahu...."
"Gue, udah suka sama lo jauh dari sebelum TOD itu."