Apa yang kalian pikirkan tetang januari? Awal bulan setelah libur panjang, atau justru setumpuk pekerjaan yang harus di kerjakan setelah berlibur?
Ya, aku menemui seseorang di awal januari, seseorang yang mulai dari saat itu mulai ku pandangi, tapi yang di sayang kan aku menyadari kehadiran nya di saat aku akan meninggal kan sekolah.
Ya, aku mulai menyadari nya saat ku sudah kelas 12 tepat nya di bulan januari, detik-detik akan keluar dari sekolah menengah atas.
Aku pernah berjanji pada diriku sendiri untuk coba memulai percakapan dengan nya di media sosial. Tapi apalah daya, diri ini terlalu pengecut, sehingga enam tahun mendatang diri ini tak pernah memulai percakapan dengan nya, hingga suatu hari di bulan januari, pertemuan itu kembali datang dirinya kembali bertemu dengan nya sosok yang enam tahun lalu di pandang di kelas, sekarang berada di depanku dengan versi yang berbeda.
Berlatarkan kedai fotocopy, wanita itu kembali melihat nya sosok nyata, bukan figura dari sebuah foto yang tersimpan di handphone di kala senggang sering dilihatnya nya. Bukan bukan itu, dia benar benar nyata berdiri di depan perempuan itu dengan tubuh menjulang tinggi lengkap dengan jeket bomber berwarna army plus celana hitam jens dia berdiri di depan nya.
Yang jelas perempuan itu mengingat nya setiap wajah nya, dan ia tak mengapa bila lelaki itu tak mengigat wajahnya, hanya satu yang harus perempuan itu pastikan suara nya dan kalo memang itu diri nya aku akan dengan berani menyapa nya.
Hayo Hayo kira gimana, dan maaf kalo masih banyak typo.
.
Hafiz jatuh hati pada seorang gadis bernama Rega. Sayang sekali, dirinya harus menerima kenyataan bahwa hati sang pujaan telah dihuni oleh pria lain yang tak memiliki hubungan dengannya.
Meski sudah pernah ditolak, Hafiz tak menyerah untuk mendekati Rega. Terus mendekat sampai akhirnya tembok sang gadis mulai runtuh secara perlahan.
Malam itu Hafiz duduk bersama Rega. Bak lingkaran hitam yang membentuk titik kecil, fokus Hafiz hanya tertuju pada Rega. Siapa sangka dalam kurun waktu satu detik, sang gadis bisa membuat fokus Hafiz buyar hanya karena kalimat singkatnya.
"Ambil hati aku dari dia dong, Fiz."
Hafiz sangat senang, ia pikir Rega sudah mulai menyukainya, namun ternyata itu adalah intro tantangan untuk Hafiz.
"Waktumu hanya satu semester ya. Kalau lewat dari itu, mari menjadi teman saja."
Merasa ini adalah kesempatan emas, Hafiz tetap menyetujui tantangan itu tanpa memikirkan hasil akhirnya. Namun sayang, jabatannya sebagai ketua OSIS dan tangan kanan sang ayah, membuat Hafiz berada dalam tantangan lain yang tak diinginkan.
Ruang untuk mendekati Rega sangatlah tipis, Hafiz harus pandai memanfaatkan keadaan, jika tidak maka ia akan kehilangan setiap kesempatan untuk mengambil hati Rega.
Sekiranya, mampu kah Hafiz menjalani kewajibannya sembari menjalani tantangan dari Rega?
Genre : Romance-comedy
Rate : 17+