Cinta Dan Luka

"Mas ingin menikahinya!"

Jedder

Bagai di sambar petir di siang bolong. Aku menganga menatap Mas Danis tak percaya. Aku menggelengkan kepalaku seolah tak menyangka dengan perkataan suamiku yang ingin menikah lagi dengan sekertaris yang selama ini sudah sangat lama mengabdi padanya. Tubuhku seketika lemas dan bergetar. Cairan bening kini menumpuk di pelupuk mata. Hatiku berdetak nyeri, jantungku berpacu lebih kencang.

"Apa maksud mas?" tanyaku dengan air mata yang kini sudah berlinang membasahi pipi.

"Aku ingin menikahinya sayang. Selama ini aku mengelaknya, kukira ini bukan perasaan cinta melainkan hanya sering bersama saja. Namun semakin kesini, setiap kali aku memandangnya hatiku berdebar dan setiap aku jauh darinya ingin selalu dekat. Dan dari situlah aku menyadari bahwa inilah rasa cinta."

"Astagfirullah Mas!" ucapku dengan nada terbata-bata.

Hatiku sakit mendengarnya. Bagai di tusuk ribuan anak panah hingga membuat hatiku hancur berkeping-keping. Ya Allah mengapa ini harus terjadi padaku. Hatiku sakit mendengar dari bibir suamiku sendiri bahwa dia mencintai wanita lain.

Benar saja, ternyata selama ini kecemburuanku pada Nita terbukti. Wanita cantik sempurna itu benar-benar telah merebut hati suamiku. Kukira mereka tak akan jatuh cinta hingga sejauh ini. Pantas saja setiap kali aku melihat tatapan Mas Danis pada wanita itu, hatiku terasa terbakar api cemburu yang membara.