Lahir sebagai anak piatu dan harus menerima kenyataan ditinggal Ayahnya saat berumur 16 tahun. Mawar, hidup sebagai remaja periang. Tentu saja gadis itu pernah menyalahkan takdir. Kenapa? Kenapa? Kenapa? Tak pernah habis tanya kenapa dalam dirinya. Tapi hidup memanglah tidak pernah mudah. "Keindahan pelangi bisa kita nikmati setelah datangnya badai." Kalimat yang sering diucapkan Ayahnya, kini bagaikan mantra bagi dirinya, Mawar, selalu merapalkannya lagi, lagi dan lagi. Waktu berlalu, setelah cukup lama Mawar akhirnya bisa menerima kepergian Ayahnya. Bertekad akan menjalani kehidupan dengan sepenuh hati tanpa penyesalan, Mawar justru harus dihadapkan lagi dengan fakta bahwa ternyata dirinya menderita penyakit Kanker Hati. Dengan ditemani Kakek dan Nenek disisinya, selanjutnya akan seperti apa perjalanan hidup Sang Mawar?