Bukit Pakar, itu nama tempat ini, sebuah tempat eksotis di sisi kota Bandung yang sejuk. Ketika aku kecil, tempat ini masih sepi, namun kini, telah banyak berjejer warung yang menjajakan jagung bakar dan wedang jahe, buat siapapun yang ingin menikmati suasana kota bandung di atas bukit ini.
Banyak orang yang sengaja mengunjungi tempat ini, demi mendapat ketenangan dari suasana kota yang gaduh. Namun berbeda denganku, sejak kecil aku begitu menggemari tempat ini, selain untuk mencari ketenangan itu, juga sebagai tempat bagiku mencari inspirasi novel yang biasa aku buat.
Telah puluhan cerita yang aku buat yang inspirasinya tercipta di bukit ini, namun, tak hanya cerita yang membuatku betah disini, berbagai kisah juga telah tercipta disini, bangku bambu dan pohon akasia ini seolah menjadi saksi bagaimana aku telah banyak menghadapi pahit manisnya hidup.
"Lo baper sama gue, Kop?"
"Lo adalah cowok cemen dan brengsek yang pernah gue temuin!"
"Jangan bikin dia nangis!"
"Lo sendiri bilang jangan bikin dia nangis. Tapi buktinya dia nangis gara-gara lo sekarang!"
"Lo bilang nggak suka kalau ada yang nyakitin gue. Tapi lo sendiri sekarang yang nyakitin gue, Van! Jadi cuma lo gitu yang boleh nyakitin gue?!"
"Seenggaknya gue nggak kayak lo yang nggak tahu perasaan sahabatnya sendiri. Gue tahu perasaan Jekop dan gue udah bilang sama dia kalau gue cuma anggep dia sahabat, nggak lebih!"
"Tapi lo lebih kejam dari gue, karena lo merlakuin dia selayaknya bukan seorang sahabat! Camkan itu!"
****
Selamat datang di cerita Devan & Jekop🥀
"Susah ya kasih gue kepastian doang, Van?" -Jekop
****