Kemarin dia sudah berjanji kalau dia akan menghapus wujud Luna dari pikirannya, hal itu terus-menerus ia kemukakan kepada sahabat-sahabatnya yang terus membujuknya untuk bangun dari keterpurukan itu. Namun tak pernah terbayang olehnya kalau melupakan seseorang yang begitu ia cintai tak semudah membalikkan telapak tangan, mungkin ia bisa melupakan sosok luna ketika dia sedang di kelilingi temannya, tapi apa yang dia temukan ketika dia termenung sendiri di kamarnya? Atau ketika dia secara tak sengaja (atau di sengaja) berada di tempat-tempat yang sering dia habiskan waktu berdua bersama Luna. Sosok Luna begitu melekat hebat di hatinya, bagaikan di lem dengan sangat kuat yang ketika ia mencoba untuk melepasnya secara paksa hanya menimbulkan luka di hatinya.