"Belajar apa hari ini Gus, dengan anak-anak?"
"Tajwid. Anak-anak belajar Bacaan istimewa dalam al quran, bacaan gharib."
"Kenapa membaca al quran harus dengan tajwid, Gus?"
"Perintah Allah. Agar kita menjaga kemurnian Al quran, melafadzkan sesuai hak-hak hurufnya dan menjaga lisan agar tidak terjadi kesalahan yang mengakibatkan terjerumus perbuatan dosa." jawab seorang pria yang dipanggil Gus.
Si Wanita yang bertanya tadi tersenyum simpul. "Sepertinya Gus, Perjalanan kisah kita akan serupa dengan salah satu makna bacaan gharib. Yaitu saktah. agar kita sama-sama menjaga kemurnian hati, menjaga hak-hak pribadi kita dan agar kita terhindar dari perbuatan dosa."
Pria itu terdiam mencerna ucapan wanita yang duduk di seberangnya. "Saktah?" tanyanya dan Sang Wanita mengangguk.
"Iya. Saktah. Aku yakin Gus lebih paham makna saktah. Kita perlu memberi jeda, berhenti sejenak, menekan ego kita sambil memikirkan apakah kita ini benar-benar yang terbaik untuk satu sama lain, setelah itu kembali kita teruskan." jelas Si wanita dan langsung beranjak dari tempat itu.
Sang Pria masih duduk sembari menatap kepergian wanita yang pernah ingin dia nikahi. Senyum tipis tercetak di wajahnya, di tengah keramaian kota itu dia bergumam sendiri, "Kamu lupa, jika menemui tanda saktah, bukan hanya harus memberi jeda tapi juga harus menahan napas. Aku belum tau seberapa lama kemampuan manusia bisa menahan napas. Doaku, kamu segera kembali atau aku akan kehabisan napas karena terlalu lama mengamalkan saktah.".
Spin off Rasa Yang Tak Bernama
Adriyana Khanza, gadis yang dijual papanya ke seorang temannya. Suatu malam yang dia takutkan, di malam pertama dimana dia dimasukkan ke dalam sangkar kelamnya. Datang bintang yang bersinar terang yang datang memasuki bilik yang membelenggunya. Seorang pemuda yang bernama Bintang Arsenio. Sebuah pertemuan yang tidak disengaja yang mengikat hati mereka selamanya.