sepasang sepatu hitam khusus seperti yang dimiliki para pasukan abdi negara melangkah pasti, tanpa gundah menatap garang pasukan inti lain di depannya. air wajah datar dan tenang, namun mematikan siapapun yang menatap lurus kedalam matanya.
kursi yang tadinya hanya ditampakkan bagian belakang kini berputar menampakkan seorang lelaki paruh baya, yang kini menarik sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman. persis seperti senyuman iblis yang sialnya ia terlihat tampan.
gelas whiski di tangan lelaki itu berputar, "oh kukira kau tak punya cukup keberanian untuk kali ini"
pemuda yang lebih muda masih tak menampakkan ekspresi apapun di wajahnya, memegang erat shotgun di tangan kanannya. bersiap mengangkat jikalau ads signal bahaya
"kau terlalu banyak bicara pak tua"
lelaki yang tadi duduk, kini berdiri dan tertawa renyah. candaan sadis yang dilemparkan lawan bicaranya tak mampu menusuk hatinya, lewat begitu saja. malah mungkin ia menyukainya? mendapatkan nya seperti oase di padang pasir
"kau masih dirimu yang dulu ya" lelaki itu tersenyum penuh makna
"tidak ada yang berubah, jika ada maka itu kau. lihatlah wajah keriput mu itu"
lagi lagi lelaki paruh baya tadi tertawa, kini ia menaruh gelas mirasnya guna bisa bertepuk tangan untuk lawan bicaranya
"welcome back to home, Haechan"