Story cover for For Those Who Dare to Hope by icecoldwarm
For Those Who Dare to Hope
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 3
  • WpView
    Reads 13
  • WpVote
    Votes 1
  • WpPart
    Parts 3
Ongoing, First published May 22, 2021
Jesslyn berdiri di tepi tebing yang cukup tinggi, dibawahnya ia dapat melihat indahnya laut di senja yang sendu. Air yang biru, ombak yang terus bertabrakan dengan bebatuan, indahnya matahari terbenam, ditemani dengan musik klasik yang ia putar melalui speaker ponselnya. 

Ia tersenyum dengan tatapan kosong. Betapa ia merindukan Joseph, pria yang mengubah hidupnya, pria yang ia cintai, pria yang ia pikir akan terus bersamanya, pria yang selalu berusaha membuatnya tersenyum, pria yang tidak pernah gagal memberinya harapan. 

7 tahun bersama pria itu membuatnya lupa bahwa terkadang takdir mempermainkan kita karena sesungguhnya tidak ada yang lebih buruk dari dua orang yang saling mencintai tapi tidak ditakdirkan bersama.
All Rights Reserved
Sign up to add For Those Who Dare to Hope to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Satu Senja Terlambat  cover
Promise cover
Look At Me!!!                                            [Follow Sblm Membaca❤] cover
Lost in Reverie [Moqeel] cover
break up and get back together cover
Ya Hayatirruh (Wahai Belahan Jiwaku) cover
Laut Dan kesunyian cover
Love In Paris (COMPLETED) cover
Love(Hate) In jeju cover
Love Is Painful cover

Satu Senja Terlambat

20 parts Complete

Di tengah rutinitas kantor yang membosankan, pertemuan tak terduga terjadi antara dua orang yang dulu hanya saling kenal sebatas nama-teman dari teman, tanpa jejak kenangan berarti. Tapi waktu mempermainkan takdir. Mereka kembali dipertemukan, kali ini dalam ruang yang lebih sempit: satu kantor, satu tim, satu dunia kecil yang membuat jarak di masa lalu perlahan menghilang. Seiring hari berganti, obrolan ringan berubah menjadi kebiasaan, tawa jadi penenang, dan diam jadi pengertian. Tanpa sadar, sang lelaki jatuh cinta. Namun hatinya tertahan-bukan karena kurang keberanian, tapi karena realita: perempuan itu telah memiliki seseorang yang menunggunya di altar. Ia mencintainya dalam diam, mendampinginya dalam bayang. Ia hadir dalam setiap senja, berharap waktu bisa mundur, atau setidaknya berhenti sejenak. Tapi hidup tak menunggu, dan pernikahan tetap berjalan. Di satu senja, ia sadar-ia datang terlalu terlambat. Cinta itu bukan miliknya. Dan yang tersisa hanyalah kenangan dari apa yang mungkin bisa jadi, tapi tak pernah benar-benar terjadi.