"Ehem, ehem! Dear Diary, hari ini aku begitu lelah! Entah apa yang aku rasakan saat menatap sosok pria impianku, Baron Cohen! Seorang pria bintang kelas yang digemari anak-anak kampus!" ucap seseorang yang membacakan suatu buku di depan semuanya. Baby kaget bukan main dan matanya melotot. "Ap..apa-apaan ini?! Aku..aku!" gagap Baby. "Penuh cinta, Baby Carolina! Alias, si bebek hitam kampus negeri Jakarta! Hahaha!" gelak tawa pria itu. "Oh! Jadi si bebek jelek suka dengan sosok pangeran seperti Tuan Baron? Hah?! Apa?! Apakah kau bercanda?" katanya. "Kau kira kau layak disini? Apalagi kau sampai suka pada Tuan Baron? Memangnya kau ini siapa?! Kau tak tahu dimana kastamu?" kata Sofia angkuh. "Hah? Wah, ternyata sosok bebek jelek universitas kini sudah berani melawan ya? Wow! Fantastik!" kata Cintya. "Huft! Saudara-saudara sekalian! Apakah yakin ingin melihat drama yang menyedihkan ini? Seekor bebek hitam menyukai seorang pangeran! Apakah itu benar-benar nyata? Layaknya Beauty and The Beast?" ucap Sofia angkuh. "Mungkin terbalik! Handsome and Black Duck University! Hahaha!" ledek Cintya. Baby bangkit dan menepuk kuat meja belajarnya.Air matanya menetes begitu saja. Semuanya membisu. "Kau yang menulis buku terkutuk itu?" tanya dingin dari seseorang. "Aku bertanya padamu! Apakah kau tuli!" bentaknya.