Kadang ada beberapa hal yang tidak bisa ditebak bagaimana akhirnya. Karena prosesnya saja sudah mulai tidak baik-baik saja. Siapa sangka kisah yang dilukis bahagia malah banyak penderitaan di dalamnya. Selalu saja ada rahasia dalam setiap permainan takdir yang Kuasa. *** "Kalau aku dikasih pilihan sekalipun, aku belum tentu bakal milih Kakak lagi. Kakak lebih tahu rasanya dikhianati. Jangan minta maaf, aku yang salah." Gadis dengan rambut kuncir kuda dan hoodie kuning yang melekat di tubuhnya tersenyum pahit pada sosok yang telah menemaninya selama tiga tahun ini. "Gue pergi." Sosok yang dipanggil Kakak tadi mengusap rambut gadis itu pelan, "lo pantes dapet yang lebih baik." Tambahnya. Gadis itu menatap punggung tegap yang dulu sering ia peluk tanpa persetujuan orangnya. Langkah yang dulu selalu meninggalkannya kini semakin jauh meninggalkannya. Bedanya dulu ia masih bisa mengejar langkah itu lalu menggamit paksa lengan pemiliknya, tapi kini untuk sekedar menatapnya saja ia tak bisa. Serumit itukah cinta? Jika saja ia tahu menjatuhkan hati bisa sesakit ini, mungkin ia akan berpikir dua kali untuk melakukannya. Sayang, semua sudah terjadi. Yang tersisa hanyalah rasa sakit bagi si perempuan 17 tahun, si pemilik senyum manis lesung pipi kiri kini tengah bersedih. Si perempuan tengah jatuh pada lubang tak kasat mata hingga menggoreskan luka yang lebar ternganga. Ia tersenyum dengan bening-bening kristal mengalir di sungai pipinya. Hingga terus jatuh pada rerumputan taman yang berkerlip lampu warna-warni. Malam yang indah dengan luka yang memerah. *** Selamat Membaca. Salam kenal dari Melody:) Cover by: pinterest