"Hidup adalah hadiah yang indah sekaligus pelajaran yang menyakitkan." Bagas selalu punya cara sendiri dalam memandang dunia. Pemikirannya sedalam samudra. Hatinya seluas angkasa. Dia begitu tenang seperti danau yang tak terjamah namun begitu indah. Penerimaannya begitu baik dan sederhana, bahkan untuk banyak hal yang tidak adil. Azia sama dinginnya seperti hujan. Dia begitu misterius bahkan untuk dirinya sendiri. Tapi alih-alih jatuh, dia justru memilih untuk menjadi seperti mendung yang menggantung di langit. Terlalu takut jatuh pada penerimaan yang tidak sesuai dengan keinginan. Keduanya sama-sama berusaha untuk menyederhanakan hal-hal yang seringkali dipandang rumit. Belajar mengenai ilmu paling tinggi dan susah dipelajari bernama ikhlas. Mencari cara bagaimana agar bisa begitu lapang menerima semua hal yang terjadi. Sekilas tampak biasa dan membosankan, tapi apakah semudah itu menjalankannya? *MURNI KARYA PENULIS, SEGALA JENIS BENTUK PLAGIAT TIDAK DIBENARKAN*All Rights Reserved
1 part