FOLLOW AUTHOR SEBELUM BACA:)
{Cerita ini hanya FIKTIF belaka. Jika ada kesamaan nama dan tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan}
Blurb:
Tidak ada yang berubah setelah kematian Wiratman Dewa Sucipto. Papa Nayara. Meski duka masih menyelimuti, namun tatapan tajam serta sikap dingin yang di tunjukan Gita Sabrina pada Nayara tak berubah sama sekali. Justru sebaliknya, wanita yang telah mengandung Nayara itu semakin Intes memupuk kebencian pada anaknya. Namun Nayara tak peduli akan hal itu. Dia sudah terbiasa. Hatinya telah menebal. Dia sudah muak melihat kasih sayang yang harusnya diberikan padanya, justru diberikan pada Berlina Matahari, anak yang katanya di adopsi Sabrina dari panti asuhan.
Nayara tetap tak peduli.
Yang Nayara pedulikan cuma satu.
Sean Erlangga. Pemuda kurang ajar yang telah menghancurkan hatinya.
"Berengsek!"
"Maaf, Ra." Sean menundukan kepala. Dia tak berani melihat wajah Nayara yang penuh dengan luka yang ia berikan.
"Kenapa dari sekian banyaknya cewek di dunia ini ... Kenapa dia, Se? Kenapa harus Berlin?"
"Maaf, Ra. Aku gak bisa ngendaliin perasaan aku."
"Bajingan!"
Sean mengangguk. Ia memberanikan diri mengangkat kepalanya. "Aku memang bajingan, Ra. Tapi ... aku harap setelah ini kita masih berteman. Seperti sebelum kita pacaran. Aku gak mau kehilangan kamu, Ra." Sean menatap Nayara memohon.
Nayara tertawa kering. "Kamu tahu, Se, aku pengen banget bunuh kamu sekarang. Untuk itu aku berharap kita gak pernah bertemu setelah ini. Kalaupun takdir berkata sebaliknya, aku mohon kamu jangan tegur atau sapa aku. Aku gak mau orang tahu aku punya teman menjijikan kayak kamu!" Nayara memutar tubuhnya, namun seperti mengingat sesuatu ia kembali berbalik dan menatap Sean, dingin. "Oh, atau lebih tepatnya aku gak mau orang tahu aku punya mantan yang kelakuannya kayak binatang!"
17+
Cover by pinterest
Gagal nikah di hari pernikahan karena melihat tunangannya berciuman dengan pria lain, Yovie memutuskan terjun bebas dari gedung lima tingkat.
Mengetahui fakta bahwa ia memasuki raga protagonis yang akan mati mengenaskan, Yovie awalnya ingin menghindari alur novel. Tetapi, dewi Fortuna tidak mengizinkan dan terus membuatnya berurusan dengan para tokoh yang tidak dapat dihindarkan.
Bagaimana cara Yovie menghadapi alur yang semakin melenceng dan pemeran utama pria yang semakin terobsesi dengannya?
"Because i'm the protagonist."
•••
(18+)