"Nyatanya, kita dilahirkan bukan untuk menjadi diri sendiri. Melainkan, menjadi seseorang yang takdirnya sudah di tulis dalam satu lembar kertas." Tokoh masyarakat, itulah sebutannya. Melakukan banyak hal dengan karakter yang berbeda. Kadang menjadi baik, kadang juga menjadi jahat. Kadang menjadi yang utama, kadang juga menjadi yang tak dianggap. Katanya, mereka harus membatasi semua pergerakan tentang dirinya sendiri. Mengabaikan tentang keinginan dan kesukaan hanya demi menghindari berbagai skandal. Tak diberi ruang untuk mengungkapkan, tak diberi ruang untuk mengekspresikan, dan tak diberi ruang untuk merasakan. Semuanya berjalan seperti delman yang dikendalikan oleh sang kusir. Berharap kebebasan, hingga tak sadar bahwa sebenarnya merekalah yang memegang kunci kendali atas diri mereka sendiri. Gelap yang harus terlihat cerah, tajam yang harus terlihat tumpul, dan duka yang harus terlihat senang. Semuanya. Semuanya terkendali. Semuanya telah palsu.
23 parts