"Masih jam pelajaran, Alan. Duduk di mejamu." "Saya gak ada meja, buk, tempat berlabuh saya cuma hati ibu." "Berhenti bermain, Alan!" "Saya bukan tipe cowok yang suka main-main, bu, gak tega saya menggantung harapan wanita." "Kamu ada sopan santun tidak, hah?" "Gak ada, bu. tapi kalo cinta buat ibu, ada." Nadin menarik nafas panjang, mencoba tenang. "Mau kamu apa, alan?" "Saya cuma mau hati ibu." *** Nadin benar-benar menyesal karena menerima tawaran ayahnya untuk menjadi tenaga kerja di sekolah yang keluarganya rintis, karena itu malah membawanya ke dunia yang selama ini ia hindari. "Selamat datang di Dunia penuh drama, Nadin. Semoga kejadian masa lalu gak terulang lagi." Bersama dengan muridnya sendiri, Alan.All Rights Reserved
1 part