UN VILLAGE (JUNG FAM)On Going
  • Reads 69,016
  • Votes 6,204
  • Parts 18
  • Reads 69,016
  • Votes 6,204
  • Parts 18
Ongoing, First published Jun 01, 2021
Mature
Renjun yang baru bangun dari pagi hari biasanya jadi berubah, biasanya dia akan melihat stiker stiker kudanil gembrotnya itu tapi jadi banyaknya lukisan lukisan jaman yunani yang fulgar fulgar.


"aku dimana?"

"hallo sugar" ucap pria bermata bulan sabit

"hello kitty" ucap pria dengan rambut pinknya itu

"Hai buddy" ucap pria bermuka anime.

"morning baby" ucap pria dengan buka bule bulean

"udh bangun hm?" ucap pria dengan lesung pipit yang bisa dibilang indah?

"kalian siapa?" 



HAI INI TEMPAT RENJUN HAREM

JAN SALAH LAPAK

Renjun Harem
Dom:
Jaehyun
Taeyong
Jeno
Mark
Jaemin

Sub:
Renjun.

jangan lupa follow
All Rights Reserved
Sign up to add UN VILLAGE (JUNG FAM)On Going to your library and receive updates
or
Content Guidelines
You may also like
You may also like
Slide 1 of 10
Dosa Ku cover
antagonis wife [TERBIT] cover
Kisah Tak Sempurna cover
He Fell First and She Never Fell? cover
𝐒oerabaja, 1730 cover
Rafa  cover
Kesayangan Bunda cover
The Qonsequences cover
After Graduation cover
The Best Of Miracle cover

Dosa Ku

69 parts Ongoing

Liu Qiaqio, Permaisuri Dinasti Jin, telah menyerahkan hati, jiwa, dan raganya untuk sang kaisar. Dia mencintainya dengan sepenuh hati hingga merasa lelah, tetapi sang kaisar yang dingin hanya memiliki mata untuk satu orang, dan orang itu bukanlah dirinya. Kehangatan di mata kaisar saat memandang orang itu tidak pernah menjadi miliknya, kelembutan suara kaisar saat berbicara dengan orang itu tidak pernah ditujukan padanya, bahkan hingga ajal menjemput. "Apa salahku sehingga kau membenciku sejauh ini? Apa aku telah melakukan kesalahan sehingga kau memandangku dengan begitu hina? Apakah mencintaimu adalah dosa yang begitu besar?" tanyaku dengan lemah. "Dosamu adalah mencintai seseorang yang seharusnya tidak kau cintai," jawabnya dingin. 'Dia benar, aku telah menghabiskan terlalu banyak cinta untuknya hingga aku tidak punya sisa cinta untuk anak-anakku, untuk mereka yang benar-benar peduli padaku. Jika aku diberi satu kesempatan untuk menebus semua itu, aku akan menghabiskan seluruh hidupku melakukannya,' pikirku sembari menutup mata dan menyambut kematian. Atau begitulah pikirku.