"Apakah kau tahu sebuah ironi dimana melindungi sama saja dengan mengorbankan diri ?" ucap seorang pria yang sedang duduk di sebuah aula besar mengenakan mahkota berbalut emas dan berlian di kepalanya. "Hah, apa yang kau bicarakan sayang ?" balas seorang perempuan berparas rupawan dengan kencang dan menggema yang duduk tepat didepan pria bermahkota. "Baiklah duduk dan dengarkan, aku akan menceritakan sebuah cerita yang selalu diturunkan turun temurun kepada setiap garis keturunan kerajaan ini. Sebuah cerita tentang tujuh pilar yang akan membawa umat manusia menuju kemenangan sekali lagi. Pilar - pilar ini menjadi penopang kehidupan yang menari indah diatasnya." "Sebentar sayang, jika aku boleh bertanya jadi apa arti tepatnya dari pilar - pilar yang kau sebutkan tadi ?" tanya Sang Ratu kepada raja dengan nada penasaran. "Pertanyaan sempurna yang aku harapkan dari istriku, jadi ketujuh pilar ini adalah manusia - manusia yang diberkahi oleh kekuatan besar, pengetahuan, kebijaksanaan dan keagungan surgawi untuk menyelaraskan setiap inti kehidupan yang bernaung di dunia ini. Leluhurku mengatakan bahwa semua aspek kehidupan di dunia berhutang kepada para pilar. Hutang yang bahkan tidak dapat kita penuhi sampai kapanpun kepada mereka." ucap Sang Raja sambil mengarahkan pandangannya kearah jendela yang disorot oleh hangatnya sinar rembulan. "Hutang ? Hutang apa itu ? Mengapa aku bisa berhutang kepada orang - orang yang bahkan tidak kuketahui keberadaanya. Yang dapat aku simpulkan dari semua cerita ini hanyalah sebuah cerita pengantar tidur". ujar Sang Ratu dengan polos dan kebingungan. Sang Raja hanya tertawa mendengar semua pertanyaan yang keluar dari mulut wanita tercintanya. Lalu raja membuka buku yang sedang digenggamnya tepat di halaman pertama sambil menyondongkan badannya kedepan dan menatap Sang Ratu dengan tatapan serius. "Akan kubawa engkau suatu hari nanti bertemu dengan para pilar, sekarang cukup dengarkan dan biarkan aku melanjutkan cerita ini."
14 parts