Natala Smith Addison adalah seorang gadis yang menjadi leader group Cheers di sekolahnya, dia sangat ceria, terkenal baik hati dan ramah. Semua laki-laki terpikat padanya, tidak ada seorang pun yang berani mengganggunya. Nathan Aldrige adalah seorang murid teladan yang ada di SMA Nusa Bangsa, kepintarannya membuat banyak orang iri padanya. "Aku suka basket." Ujar Nathan. "Aku juga suka basket." Balas Natala. "Ih kamu gabole suka basket! Kan kamu perempuan." Ujar Nathan. "Gapapa dong perempuan juga bisa main basket, emang laki-laki doang yang bisa!" Kesal Natala. "Kamu harusnya jadi Cheers, biar bisa nyemangatin aku!" Ucap Nathan. "Ihh gamau! Aku maunya basket!" Ujar Natala merengek "Kamu cantik kalau pakai baju cheers, jangan pake baju basket, kaya laki-laki." Sahut Nathan terkekeh. "Cantik ya? Oke deh aku mau jadi cheers biar cantik!" Ujar Natala semangat. "Oke kelak aku bakal jadi atlet basket dan kamu menjadi atlet cheers." "Ehem ehem! Natala seorang atlet cheers peraih medali emas dan Nathan seoranh atlet basket peraih medali emas." Ujar Natala seperti MC yang membacakan kemenangan seseorang. Nathan bertepuk tangan. "Kamu harus dapet medali emas sungguhan, kasih ke aku biar aku bingkai lalu aku taruh di kamarku." Ujar Nathan. "Kenapa di taruh di kamar kamu? Kan itu punya aku." Ujar Natala cemberut. "Biar kalau kita jauh nanti, kalau aku kangen tinggal lihat medali itu. Kalau lihat medali itu pasti aku langsung teringat sama kamu." Ujar Nathan. "Oke deh. Tapi kamu jangan sampai jauh-jauh dari aku ya. Biar aku kalau ngasih medalinya nggak susah." Ujar Natala. "Iya-iya." Namun suatu kejadian membuat Natala mengorbankan semuanya termasuk hidupnya. Sekan berdiri dengan satu kaki di pucuk tanduk, hanya menunggu waktunya untuk jatuh. Ini adalah awal mula dari cerita panjang yang akan Natala lalui sendirian. Pilihan antara hidup dan mati yang selalu dia genggam di kedua tangannya. Cover by pinterest.