Story cover for Arunika 2 by puspitasandracantika
Arunika 2
  • WpView
    Reads 84
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 4
  • WpView
    Reads 84
  • WpVote
    Votes 7
  • WpPart
    Parts 4
Ongoing, First published Jun 08, 2021
Ini adalah Aku, Si Gadis Social butterfly, ceria dan selalu terobsesi untuk jadi sempurna bukan tanpa alasan namun, hanya karena aku takut dan trauma akan rasa kehilangan yang pernah aku alami karena aku tidak sempurna dan semenjak itu aku menjadi terobsesi dengan kata "Sempurna" 


'kindara ayu'
"Kata orang bahu anak perempuan pertama harus kuat, karena banyak ekspetasi keluarga yang harus ia bawa, maka aku adalah salah satu dari berjuta anak perempuan pertama diluar sana"


"Cerita ini terinspirasi dari seorang lelaki yang sangat dicintai oleh pasangan nya hingga akhirnya mereka berdua hidup bahagia"
All Rights Reserved
Sign up to add Arunika 2 to your library and receive updates
or
#16anakperempuanpertama
Content Guidelines
You may also like
Syerli and Her Feeling: A Journey Of Self-discovery by ElzaNatafaela
22 parts Ongoing
"𝑙𝑜 𝑡𝑎𝑢, 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑔𝑢𝑒 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑢𝑚𝑎. 𝑡𝑒𝑟𝑢𝑠 𝑘𝑒𝑛𝑎𝑝𝑎 𝑙𝑜 𝑏𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑢𝑚𝑎 𝑔𝑢𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎ℎ" "𝑙𝑜 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑎𝑚𝑎 𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑖𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑒 𝑔𝑢𝑒. 𝑑𝑎𝑛 𝑙𝑜 𝑗𝑢𝑔𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟𝑖 ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑖" "𝑔𝑢𝑒 𝑔𝑎𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑢𝑑 𝑏𝑖𝑘𝑖𝑛 𝑡𝑟𝑎𝑢𝑚𝑎 𝑙𝑜 𝑚𝑎𝑘𝑖𝑛 𝑝𝑎𝑟𝑎ℎ, 𝑡𝑎𝑝𝑖........ " "𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎𝑝𝑎, 𝑙𝑜 𝑚𝑎𝑢 𝑏𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑙𝑎𝑢 𝑙𝑜 𝑝𝑢𝑛𝑦𝑎 𝑎𝑙𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖. 𝑏𝑎𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑢 𝑔𝑎𝑘" "𝑚𝑎𝑎𝑓" 𝑖𝑛𝑖 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑖𝑠𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑟𝑗𝑎𝑙𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑐𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑎𝑛𝑎𝑘 𝑟𝑒𝑚𝑎𝑗𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑎𝑠𝑖ℎ 𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙.𝑚𝑢𝑛𝑔𝑘𝑖𝑛 𝑘𝑖𝑠𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑟𝑒𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘,𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑦𝑎𝑘𝑖𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖 𝑚𝑒𝑚𝑖𝑙𝑖𝑘𝑖 𝑘𝑖𝑠𝑎ℎ ℎ𝑖𝑑𝑢𝑝𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑛𝑑𝑖𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑝𝑎𝑠𝑡𝑖𝑛𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑎𝑟𝑖𝑘 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑟.
You may also like
Slide 1 of 9
THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL  cover
damn! my possessive man cover
Aku, Luka Dan Lupa cover
Bukan Kita D.A.N cover
Alisa's Story  cover
DEDEL(Zeedel)                                         (Slow Update) cover
Hidden Scars ✓ cover
Syerli and Her Feeling: A Journey Of Self-discovery cover
Aku Dan Waktu. cover

THE VIP : GOLDEN HIGH SCHOOL

16 parts Ongoing

Sekolah. Sekedar ladel atau judul untuk bangunan yang menjulang tinggi yang menerima ratusan remaja yang katanya menuntut ilmu pendidikan. Apa itu sekolah? Yang ia tahu tempat ini adalah jelmaan neraka atau versi terbaru, kecilnya. "Lo!!! Benar-benar licik!!" Teriakan itu meledak ke udara penuh emosi yang tidak bisa di jelaskan. "Hahahaha." Tertawa menggema, palsu, dan nyaring. Tangan terangkat menghapus jejak air mata gaib, padahal tidak ada air mata yang turun dari netra cokelatnya, mata itu kering tangis itu hanya sandiwara. Tawanya padam secepat kilat, seketika wajah itu berubah serius, seolah tidak pernah mengenal tawa. "Thanks for the praising to me." Wajah yang tadinya tertawa ceria langsung tergantikan dengan wajah yang berubah dingin, bahkan aura mengintimidasi mencekam lawan. "Gue nggak suka basa-basi," katanya pelan tapi menusuk. "Keluar dari sekolah ini dan point nilai lo untuk gue! Atau......." Senyumnya miring dan beracun terukir. "Scandal lo gue sebar," tersenyum smirk. Menatap wajah gadis di depannya yang sudah pucat. "Lo ngancem gue??" Sebisa mungkin siswi bernama Velena itu terlihat berani. Ia tidak mau kelihatan takut di depan gadis dengan tai lalat di ujung mata kanannya itu. "No!" "Hanya memberikan saran," ujarnya santai." Saran gue ini bagus, nyelametin lo dari rasa malu, kedepannya."