SERALVARO

Sera dan Alvaro dipertemukan dalam keadaan yang tidak baik, karena ketidaksengajaan Alvaro dalam memainkan bola basket.

"Anjing!" Sera mengumpat keras saat sebuah bola basket menghantam pipi kirinya.
Teman-temannya yang berada di sekitar Sera mencoba menanyakan keadaan Sera, yang hanya Sera hiraukan.
"Asu! Siapa nih yang ngelempar! Nggak bisa main basket kagak usah maen!" Lagi Sera mengumpat menahan kekesalan dan sakit di pipinya.
Tergesa-gesa, orang yang tidak sengaja melempar bola ke arah Sera datang.
"Si Alfamaret." Batin Sera murka.

Keesokan harinya tersiar kabar bahwa Sera tidak masuk sekolah, karena hantaman bola basket Alvaro. Diliputi rasa bersalah, Alvaro memutuskan akan meminta maaf dan bertanggungjawab pada gadis itu.

Berawal dari keinginan bertanggungjawab karena sudah menyebabkan Sera seperti itu, Hubungan mereka terus berlanjut lebih dari sekadar pertanggungjawaban karena bola yang mengenai Sera.

Alvaro yang selalu berusaha berada mendekati Sera dan Sera yang selalu berusaha menjauh dari Alvaro. Sera menciptakan benteng tinggi terhadap hubungannya dengan Alvaro, berusaha memberi jarak pada laki-laki itu.

Sedang Alvaro berusaha keras menaiki benteng itu dan mengikis jarak di antara mereka, hingga timbul sebuah rasa.

Rasa yang tak pernah Alvaro siapa pun sebelumnya kecuali pada Sera dan rasa yang berusaha kuat Sera tampik. Akankah Sera menyerah pada rasa itu dan membiarkan bentengnya runtuh? Atau bertahan dengan bentengnya yang semakin kuat?