Jehaan Key Alvano. Mahasiswa kedokteran yang bisa membuat gula darahku naik, tengkuk sakit, emosiku meluap. Orang bilang, dia nyaris sempurna. Tapi bagiku, dia tidak lebih dari orang yang nyaris kurang mental. Tatapannya membuatku muak, senyumnya membuat mual, terlebih saat pertemuan kami pertama kali- dia mencium bibirku didepan semua mahasiswa baru saat masa orientasi dilakukan. Lima menit. Durasi yang cukup membuat napasku terengah saat bibir dipertemukan. "Bagaimana? Ciumannya hebat bukan? Masih ingin menyebar rumor bahwa aku ini penyuka sesama jenis?" Perkataan yang mampu membuatku bisa mendengarnya sampai sekarang. Aku benar-benar ingin membunuhnya. Sejak saat itu, kami adalah musuh bebuyutan.