(Completed)
"Ter, menurut lo kenapa ayam tuh dikasih nama ayam? Kenapa nggak sapi aja atau.. kudanil gitu?"
"Kalau gue gorok leher lo sekarang, kira-kira lo mati apa nggak napas aja, Na?"
Nareshwara itu tinggi ✅
Ganteng ✅
Suaranya bagus ✅
Jago gombalin cewek❌
Kalem banget❌
Nggak suka nyusahin Winter❌
"Kayaknya sih mati.. tapi ayam tuh ya-"
Lelah lahir batin.
Itulah yang selama belasan tahun Winter rasakan. Bersahabat dengan pemuda minim kewarasan yang selalu bertingkah 'semau gue' serta penganut prinsip 'terobos ajalah anying' ini bikin Winter sadar kalau resign jadi penduduk bumi bukanlah pilihan buruk.
"Lo waras dikit bisa nggak, Na?"
***
"Gue suka sama lo."
"Hah?"
"G-gitu, kan, bilangnya?"
"Ah-ooh, iya ya, bisa gitu.. sih?"
"Tadi itu pe..percobaan... ehehek,"
***
Sementara bagi Jeriko, menebas egonya yang setinggi langit dan hatinya yang sebeku daratan Antartika bukanlah perkara mudah. Namun, dihadapan seseorang yang berhasil memberikannya tempat ternyaman untuk 'pulang'. Dia bersedia memberikan apapun, sekalipun harus goresan luka yang jadi bayarannya.
"Kalau gue mati.. lo juga harus mati, Darling. Seenggaknya kalau kita nggak bisa bersatu dibumi, kita bisa abadi di surga."
"Mahluk kayak lo lebih pantas ada di kerak neraka sana!"
"Lo mau abadi di neraka sama gue? Fine, gue nggak masalah mau dimana pun. Asal ada lo-nya."
"DIH, SINTING!"
"Love you more, Darling."
***
17+
©Dandelions042All Rights Reserved