Dan hal terakhir yang kulihat sebelum beranjak dari café itu adalah manik coklat terang yang terus menghantuiku benakku. Menggangguku, bahkan sampai aku bangun keesokan paginya di atas kasur lantai kosanku, di delapan belas jam setelahnya, dan pikiran bagaimana caranya mengembalikan jas hujan itu kepada pemiliknya pun mulai muncul. Entahlah, mungkin sampai delapan belas hari berikutnya? Aku tak ingat.