"Ai, kenapa sih kamu selalu dengerin lagu-lagu mellow kayak gitu?"
"Kenapa ya? mungkin karena terbiasa. Aku terbiasa mendengarkan lagu-lagu itu, terbiasa melewati kesedihan, manusia diciptakan dengan perasaan, meski banyak sekali perasaan di dunia ini aku lebih kenal dengan kesedihan Kak."
"Kalau begitu kamu larut dengan kesedihan dong? itu gak baik Ai."
"Mungkin, Aku takut Kak. Aku takut kalau aku mendalami rasa lain, aku takut terlarut-larut dalam rasa itu, sehingga nanti ketika aku kembali di pertemukan dengan kesedihan aku akan merasa lebih sakit, karena mungkin saat itu aku sadang ingin terus merasakan rasa lain bukan kesedihan itu, dan itu, rasanya lebih menyakitkan Kak. Aku ingin membiasakan diri ku untuk mengenal si sedih ini, agar ketika bertemu dengan sedih yang lain, aku sudah siap.
makanya aku dengar lagu-lagu ini, untuk mengenal banyak rasa sedih. Mungkin begitu Kak."
"Sesekali kamu harus belajar ai, belajar untuk mengenal rasa lain. Rasa lain begitu indah, kamu gak akan menyesal mengenal mereka."
Mungkin, terlalu banyak kata mungkin dalam ceritaku.
Ini Ceritaku, dengan Dua Lelaki di Masa Lalu, yang mungkin adalah Kamu.
Kaesar Morvayn Leonard, pemuda yang dikenal sebagai pemimpin geng Morvaylus, hidup dalam kekacauan dan pemberontakan. Namun, hidupnya berubah ketika ibunya mengungkap rahasia tentang ayah kandung yang selama ini tidak pernah ia kenal.
"Ibu akan menikah lagi. Keluarga calon suami Ibu... mereka tidak menerima masa lalu Ibu yang memiliki anak," ucap Marcia dengan suara serak.
"Kae, kamu harus menemui ayahmu. Kamu tidak bisa tinggal di sini lagi."
Terpaksa meninggalkan rumah, Kae memulai perjalanan untuk menghadapi masa lalu dan mencari jawaban, sambil melawan kemarahan dan rasa hampa yang membelenggunya.