Bagi Arinna melukis, menulis, dan bermain musik adalah paduan karya yang utuh sebagai salah satu cara termudah agar semua orang dapat melihat dan mendengar isi hatinya. Semasa mudanya kegusaran dan kepiluan dihatinya ia tumpahkan untuk berkarya.
Gadis bernama Arinna ini tinggal di Kota Bandung, orang disekitarnya mengenal Arinna sebagai gadis yang memiliki kemampuan yang unik dan memiliki keanehan yakni mempunyai teman di dunia khayalan, teman khayalan itu adalah dirinya di sebuah cermin yang seringkali memberi petuah, namun teman khayalan ini terkadang menjadi suatu bumerang baginya. Sosok perempuan di dalam cermin itu sangat mirip dengannya, bagaikan kembaran Arinna di dunia lain dan menjadi teman paling setia baginya. Asal-usul cermin itu merupakan warisan Neneknya yang meninggal dalam keadaan yang tidak wajar dan menjadi sebuah misteri besar untuk dipecahkan. Pasalnya sang Nenek meninggal beberapa jam setelah memberikan cermin itu terhadap sang cucu. Beliau merupakan seorang kolektor barang-barang antik, kebanyakan bernuansa khas Eropa.
Sejak Arinna kecil dia lebih dekat dengan Kakek dan Neneknya, ia diasuh dan dibesarkan oleh mereka karena sejak masih kecil Ayah kandung Arinna adalah seorang mafia yang telah melakukan perampokan di sejumlah kota besar dan dianggap telah mencoreng nama baik keluarga.
Kehidupannya di sekolah, masa putih abu-abunya pun begitu kacau, sebab ia menjadi salah satu korban perundungan. Jadi hanya cermin yang mampu menjadi teman paling setia dan seorang lelaki yang ia temui tanpa sengaja. Lelaki itu bernama Kaivan. Lelaki itu bertemu dengan Arinna di penghujung senja dan saat hujan mengguyur Kota Bandung, tepatnya di sebuah café yang tak jauh dari sekolah Arinna berada.
Arinna pikir, pertemuan dengan Kaivan adalah sebuah jawaban dari kegusaran dihatinya. Namun, ini adalah permulaan.
Mari kita mulai ceritanya...
Sebuah pernikahan yang menyiksa bagi Kia, ia harus menikahi pria paling mengerikan yang pernah ia jumpai. Marco benar-benar pria yang tidak ada belas kasihan, dia bisa membunuh istrinya sendiri demi keinginannya sendiri, hal yang paling menyakitkan adalah saat Marco melempar tubuhnya dari lantai tiga dan yang membuat Kia tidak bisa berpikir dengan jernih adalah saat ia terbangun kembali setahun sebelum kejadian mengerikan itu.