Ini hanyalah kisah tentang gadis aneh yang berhasil membuat pria yang dulunya sangat membencinya, kini menjadi pria yang membayangkan untuk berpisah dengan gadisnya saja ia tak mau. Apalagi sampai itu menjadi kenyataan. Klasik? Memang. Tapi tak selamanya yang klasik itu membosankan kan? Hei, baca dulu dong mangkanya. ***** "Jadi Morgan nyesel udah ninggalin Rachel?" Tanya gadis itu polos. "Gue nggak pernah ninggalin lo Rachel." balasnya lembut seraya mendekati gadis itu. "Nggak pernah? Terus dengan jadian dengan Geta itu apa? Khilaf? Atau cuma kegabutan Morgan aja?" cercah gadis itu. "Geta nggak kayak gitu." geram lelaki berhidung mancung itu. "Oh iya juga. Geta kan cantik, baik, nggak aneh kayak Rachel. Pantes aja banyak yang suka sama Geta, termasuk Morgan." lirih gadis itu. "Stop Chel, jangan banding-bandingin diri lo sama siapapun. Karena lo itu beda, lo spesial, apalagi buat gue." ucapnya putus asa. "Gue sayang sama lo Chel. Gue terpaksa sama Geta biar semua orang nggak terluka gara-gara gue. Gue nggak mau ngecewain semua orang Chel. Gue pengen lo bahagia." "Terluka? Lo takut orang-orang apa Geta yang luka?" Tiba-tiba saja Rachel mengubah nada bicaranya. Kini tak ada lagi gadis polos yang selalu memanggil namanya sendiri atau orang lain ketika berbicara. Hanya ada gadis yang sedang menahan amarahnya untuk pemuda yang sudah berani-beraninya pergi tanpa pamit. "Lo mau gue bahagia? Ya, gue bahagia sekarang. Lo berhasil, selamat ya." ucapnya seraya tersenyum manis. Senyuman yang berhasil membuat hati Morgan sakit sekali. "Oh ya, jangan ganggu gue lagi. Gue udah sama Satya, abang tercinta lo." "Apa?" teriak Morgan tak menerima takdir yang seharusnya tak seperti itu. Gadisnya sudah berubah. Ia tak menyangka jika si polos nan lucu itu berubah menjadi sosok yang berbeda. Ia rindu gadisnya, ia rindu Rachel yang dulu.