"Capek aku, berasa gak punya suami," Nawang ngedumel pelan. Kejengkelan sudah diambang batas. "Ya udah, balikin aja ke orang tuaku," sahut Damar santai. Nawang menoleh kaget, tidak menyangka suaminya mendengar omelannya. Menemukan wajah tanpa ekspresi Damar membuat Nawang naik pitam. Menjalani pernikahan dengan Damar yang minim ekspresi, dan karakter berbeda membuat Nawang merasa sangat lelah. Akankah Nawang menyerah? Atau Damar yang memilih pergi?