Alea telah lama menganggap hujan sebagai keajaiban alam yang paling mempesona. Baginya, tiap-tiap tetes air yang jatuh dari sang langit membawa kegembiraan yang tak terkira. Ia menyukai bagaimana setiap hujan mampu membangkitkan semangatnya, mengajaknya menari dengan alam, dan mengisi hari-harinya dengan keindahan yang tak terkatakan. Dalam detik-detik bahagia itu, Alea menemukan harapan, mimpi, dan kebahagiaan yang seolah-olah abadi. Hujan memberinya kesempatan untuk merasakan sentuhan lembut air di kulitnya, dan ia sering kali terdiam sejenak, mengamati tetes-tetes hujan yang jatuh dengan gemilang. Setiap suara tetesan yang bertemu dengan tanah adalah serangkaian melodi yang menghentikan waktunya, menciptakan harmoni yang menenangkan jiwanya. Tapi kemudian dia membencinya, sang hujan.