"Tidak. Tidak ada tempat bagiku untuk kembali. Bahkan di sudut dunia yang terpencil pun." Rose selalu hidup berlumur dosa. Bau darah, suara tembakan, dan mayat yang bergelimpangan sudah menjadi kesehariannya. Hatinya telah beku seiiring ia tenggelam dalam dosanya. Namun, seorang pemuda merubahnya. Seorang yang bertekad menariknya dari kegelapan, yang menginginkan dirinya untuk tersenyum. Dia tak pernah menyerah untuk melihat gadis bermata merah itu untuk tersenyum. Sampai di akhir pun, pemuda itu tidak berhasil menarik Rose dalam kegelapan. Ia hanya dapat membisikkan satu hal di akhir pertemuan mereka "Kaburlah."