Kasih merupakan anak pertama dari keluaga terpandang di kampungnya, selalu ceria dan semangat dalam mengerjakan sesuatu hal. Kini ia telah menikah bersama laki-laki yang di pilihkan ibunya. Ia tak menyesali itu semua, hanya saja selalu ada di benaknya "kenapa orangtuanya bisa setega ini". masa kecilnya cukup membuat orang tersenyum berbagai arti, ia anak berprestasi, menjuarai berbagai lomba bahkan sampai tingkat nasional. tapi apalah daya ia tidak di ijinkan untuk meneruskan pendidikan. ijazah SD pun ia tak tau dimana. ia hanya ingat pesan almarhum bapaknya " sejauh manapun kita berpijak, sejauh manapun kita tersesat, jangan lupakan solat. Allahlah yang Maha sengalaNya". bibir itu yang terbiasa memaksakan diri untuk tersenyum hati yang terpaksa menahan diri dan amarah fikiran yang selalu liar menjelajah dunia kini tertutup hampa sampai suatu ketika ia pernah beberapa kali berbincang bersama psikiaterAll Rights Reserved
1 part